Selasa, 16 Juni 2009

Cerpen

Dalam Tangis Keluargaku

Malam itu aku terfikirkan oleh keadaan keluargaku sembari menyetir mobil menelusuri jalan Hayam Wuruk.Aku menyadari orangtuaku sekarang tidak seperti dulu lagi.Mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan selalu pulang malam, dan tak jarang juga kutemui mereka sering konflik.

@@@

Ketika sampai di jalan Batavia, tak sengaja mataku tertuju kesebuah club malam dan aku melihat ayahku sedang berkencan dengan perempuan lain, seketika itu hatiku luluh lantak dan aku tak dapat membendung air mataku.Tepat pukul 24.00 aku tiba dirumah "Assalamu'alaikum........."ucapku,"Waalaikum salam........"jawab sheila adikku yang masih belum tidur disibukkan dengan nonton TV, dia sekarang maish duduk d kelas 1 SMP."Ibu mana dik?""tanyaku, "ada dikamarnya"jawabnya.Aku langsung menuju kamarku karena tak tahan menahan kantuk dan lelah.Kami sekeluarga memang jarang meluangkan waktu untuk berkumpul, karena semua sibuk dengan urusan masing-masing. Aku terkadang kasihan sama diriku sendiri terutama pada adikku yang masih dalam usia yang masih membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua.

"Prang......"aku terbangun dari tidurku tepat pukul 02.00, ternyata ayah sudah pulang kerumah, tetapi mereka tetap saja seperti itu.Ayah marah-marah pada Ibu dan begitu juga sebaliknya. Aku mengintip dari baik pintu ruang tengah, "aku tahu Ayah pulang pagi kenapa?pasti kencan dengan perempuan itu lagi kan?!"ucap Ibuku dengan nada tinggi, "plak..........!" tak ayal lagi tangan Ayah mendarat keras dipipi Ibu. Aku tak tahan melihat mereka berdua dan aku lari kekamarku sambil menangis tersedu - sedu, tetapi untungnya adikku tak terbangunkan oleh keributan mereka.

@@@

Besoknya aku sudah gak tahan lagi dengan suasana dirumah dan aku memutuskan untuk tidak kembali kerumah dan pergi kerumah temanku dan tak ingin kembali kerumah untuk sementara sampai suasana redah. Aku menginap dirumah teman kampusku didaerah Cikini. Aku cerita semua tentang konflik keluargaku, dan pada waktu malam minggu aku diajak temanku kesebuah diskotik di daerah Panglima Sudirman. "Lo gak nyesel kan aku ajak kesini?"ucap Hellen sambil memegang botol bir, "yach lumayan aku bisa sedikit terhibur, tapi aku tetap gak bisa lupain masalah itu len!" jawabku, "udah dech lupain ajja masalah itu, coba dech minum bir ini pasti lo akan lupa dengan masalah itu"tawar hellen. Awalnya aku menolak tapi karena terus didesak oleh tayuan Hellen, akhirnya aku terpengaruh juga. Mulai saat itu, aku terjerumus dalam dunia gelap, mulai dari narkoba, ekstasi, bir dll.

Aku sempat berfikir kenapa orang tuaku tidak mencari keberadaanku atau mereka sudah tak peduli dengan keadaanku saat ini, mungkin mereka tidak tahu diamana aku berada tapi ntahlah. Tapi tiba-tiba aku rindu juga dengan Sheila, aku ingin bertemu dengannay "Hellen....aku mau balik kerumah yach...aku kangen banget dan khawatir dengan adikku"pintaku lirih, "ya udah dech kalau memang itu mau lho"jawab Hellen...."makasih untuk semuanya"ucapku terakhir.

@@@

Sore itu aku kembali kerumah dan sampai dirumah aku merasa khawatir karena kutemui adikku sedang menangis diruang tengah "Sheila........kenapa kamu?"tanyaku dengan nada khawatir, "hiks....hiks.....Ibu sama Ayah sudah berpisah kak...barusan saja Ayah pergi dengan perempuan lain dan Ibu ntah kemana pokoknya mereka sudah tidak peduli lagi kak dengan kita hiks...."jelasnya dengan tersedu, mulai saat itu aku dan adikku pergi kerumah Nenek dari Ibu di daerah Kalideres.

Disana kami sangat bahagia dengan suasana dirumah Nenek, kami menceritakan semua yang terjadi pada Ayah dan Ibu, Nenek berusaha untuk menegarkan kami.Aku dan adikku disana bisa menjalankan aktifitas seperti biasanya, karena kampusku lumayan dekat dengan rumah Nenek, sementara Sheila harus pindah sekolah.

Setelah kami tinggal satu bulan dengan nenek,ketika itu aku duduk-duduk diteras ruamah, tiba-tiba "Deby....deby...."spontan aku menoleh kesumber suara itu "Ayah,Ibu!"aku langsung menghambur kepelukan beliau, aku sudah bisa menerima mereka dan sangat merindukan mereka, "mana adikmu Sheila?"tanya Ibu ,"tuh ada didalam "jawabku semangat, sejak saat itu keluarga kami serasa mendapat cahaya yang mampu menyinari kehidupan.Diruang keluarga ada aku, Sheila, Nenek, Ayah dan Ibu.

Mereka menjelaskan kepada nenek apa yang sebenarnay terjadi "waktu itu memang kami hanya menuruti eoisme kita masing-masing, dan saya sempat mau menikah dengan perempuan nakal itu dan ternyata dia mengidap penyakit Aids dan akhirnya saya membatalkan perniakahan itu, sampai akhirnya waktu ada acara disebuah parusahaan elektronik, kami tak sengaja bertemu dan saling menanyakan kabar dan ternyata kita sama-sama ingin bertemu dengan Deby dan Sheila, akhirnya kami memutuskan untuk kembai membangun kembali keluarga ini"jelas ayah panjang lebar."Dan rencananya lita akan menempati rumah kita yang dulu lagi"tambah Ibu, "Nenek ikut gak yah serumah dengan kita?"tanya Sheila dengan manja, "ya nggak tho ndukn Nenek disini wae nungguin rumah ini"jawab nenek dengan sedikit batuk-batuk.

@@@

Akhirnya sore itu juga kami kerumah yang dulu sempat menjadi neraka bagiku tapi kini telah menjadi surga bagi kami.
Dalam perjalanan aku memandang pepohonan yang ada disamping jalan raya, seolah-olah mereka memberikan senyuman kepada kami.Sesampai dirumah kita saling bercerita sambil nonton TV, dan tak kami sadari diluar sana sang rembulan mengintip dari bali cendela.

Rabu,7 Mei 2009
24.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar